AdaHobi, Serat Alam – Industri tekstil atau industri sandang merupakan industri yang tak pernah mati hingga sekarang. Produksi serat sebagai bahan baku utama dari industri ini merupakan titik sentral dalam proses bisnisnya.
Secara umum, tekstil atau kain yang kita dapati sehari-hari terdiri dari 5 jenis yakni: serat hewani, serat nabati, serat mineral, serat sintetis, dan serat campuran.
Kali ini kita akan membahas salah satu serat yang nilai ekonomisnya lebih tinggi dari serat lainnya, yaitu serat hewani dan serat nabati atau jika disatukan disebut serat alam.
Pengertian Serat Alam

Serat alam adalah bahan utama dalam pembuatan benang yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau hasil proses geologis.
Serat alam atau disebut juga serat tekstil merupakan bahan yang mudah sekali lapuk.
Hal ini disebabkan serat alam terbentuk dari proses penguraian geologis atau didapat dari hewan seperti serat sutera dan tumbuhan seperti serat kapas.
Sejarah Serat Alam

Sejarah penggunaan serat alam merupakan sejarah panjang ribuan tahun sebelum Masehi. Adapun bukti sejarah menyatakan bahwa serat alam telah digunakan oleh Cina sejak tahun 2640 SM.
Negara Cina sejak dulu dikenal sebagai produsen serat sutera. Mereka yang tertarik dengan sutera yang diperoleh dari kepompong ulat ini kemudian memintalnya menjadi benang untuk kebutuhan tekstil.
Selain sutera, serat alam lain yang terkenal pada saat itu ialah serat kapas. Dikatakan bahwa tahun 1540 SM, di India telah berdiri sebuah industri kapas. Selain kedua serat alam tersebut, serat flax dan wol juga telah digunakan oleh orang-orang yang tinggal di Swiss dan Mesopotamia sejak tahun 1000 SM.
Keempat bahan tersebut hingga saat ini merupakan serat alam yang telah banyak berkontribusi dalam sejarah tekstil manusia sepanjang masa,
Barulah pada abad ke-20, serat buatan atau sintetis mulai diperkenalkan dan hingga sekarang banyak bermunculan jenis serat baru.
Kebutuhan Serat Alam

Tak seperti serat buatan, produksi serat alam sangat bergantung pada kondisi alam seperti musim kemarau dan musim penghujan.
Sebagian serat alam ada yang memiliki ketahanan terhadap musim kemarau dan lemah di musim hujan dan sebaliknya.
Jika serat alam terus diproduksi, maka akan membuat ketersediaan bahannya semakin menipis.
Selain itu, hambatan dalam produksi serat alam juga meningkatkan ongkos produksi dan jika ditambah permintaan yang cenderung stabil maka akan membuat serat alam memilki harga yang jauh lebih mahal dari serat buatan.
Jenis-Jenis Serat Alam
Serat alam sangat nyaman saat dipakai untuk pemakaian sehari-hari sebab terbuat dari bahan alami tak seperti serat sintetis.
Secara garis besar, serat alami terbagi menjadi dua jenis yakni: serat alam dari tumbuhan dan serat alam dari hewan.
1. Serat Alam dari Tumbuhan

Serat nabati adalah serat yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan pilihan.
Tidak semua tumbuhan memiliki bagian yang dapat dijadikan serat alam.
Ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi agar tumbuhan tersebut dapat dijadikan bahan utama pembuatan serat alam untuk kebutuhan industri tekstil, yakni:
- Serat tersebut mestilah kuat dan tahan lama,
- Bentuk serat tetap atau tidak kusut,
- Permukaan serat mesti halus atau sesuai keinginan industri.
a. Serat Biji
Biji tumbuhan yang umum digunakan sebagai serat nabati ialah:
- Biji Kapas
- Biji Kapuk
- Biji kedelai, limbahnya
b. Serat Batang
Sebelum dijadikan serat, batang tumbuhan mesti dilihat berdasarkan jenis dan strukturnya terlebih dahulu.
Batang pilihan bisa saja jenis yang memiliki kambium ataupun tidak, seperti contoh:
- Anggrek
- Bambu
- Beringin
- Flax
- Henep
- Jute
- Kenaf
- Mahkota dewa
- Melinjo
- Pisang
- Rami
- Rosella
- Sunn
- Urena
- Yonkori
c. Serat Daun
Ada beberapa daun tumbuhan yang umum digunakan untuk membuat kerajinan atau bahan baku tekstil, seperti:
- Daun abaka
- Daun eceng gondok
- Daun henequen
- Daun mendong
- Daun nanas
- Daun pandan berduri
- Daun sisal
d. Serat Buah
Tak banyak buah yang bisa menghasilkan serat untuk tekstil saat ini.
Kita sering menemukan sabut kelapa yang bisa dijadikan serat dan baru-baru ini serat dari buah jeruk yang mulai dikembangkan di Italia.
2. Serat Alam dari Hewan

Serat hewani adalah serat yang dibuat dari bagian tertentu dari tubuh hewan.
Tahukah kamu bahwa serat alam dari hewan sangat diminati di negara Eropa.
Hal ini disebabkan serat alam dari hewan ini sangat bermanfaat untuk menghangatkan badan mereka saat sedang berada di musim dingin.
Selain itu, tekstur serat alam dari hewan juga memiliki tekstur yang sangat halus dan juga lembut.
Bagian dari hewan yang diambil untuk serat alam ialah bagian bulu seperti domba atau kepompong dari ulat sutera.
a. Serat Stapel
Serat stapel adalah serat yang bentuknya pendek dengan kisaran panjang sampai 6 inci.
Serat stapel terbentuk secara alami seperti serat dari rambut hewan seperti wol.
Serat buatan/sintetis bisa dibuat menjadi serat stapel secara sengaja dengan cara dipotong-potong terlebih dahulu.
Contoh hewan yang diambil rambut atau bulunya untuk dibuat serat stapel yakni:
- Alpaca
- Cashmer
- Domba
- Kelinci
- Mohair
- Unta
- Vicuna
b. Serat Filamen
Serat filamen adalah serat yang bentuknya sangat panjang. Serat ini bisa dibentuk secara alami maupun manual.
Serat filamen yang terbentuk secara alami seperti contoh serat sutera yang diambil langsung dari beberapa kepompong ulat sutera.
Untuk serat filamen yang dibentuk secara manual atau sengaja ialah semua jenis serat buatan/sintetis.
Demikian pembahasan mengenai serat alami terkait pengertian, sejarah, jenis, serta contohnya. Semoga dapat menambah wawasan.