AdaHobi, Sistem transportasi pada tumbuhan adalah fase yang digunakan untuk mengambil dan juga mengedarkan sari-sari dari makanan ke semua penjuru bagian dari tumbuhan. Baik sistem transportasi pada tumbuhan dikotil maupun tumbuhan monokotil.
Nah untuk kamu yang penasaran bagaimana struktur dan mekanisme sistem transportasi pada tumbuhan, simak artikel ini sampai habis ya.
Pembagian Mekanisme Sistem Transportasi Pada Tumbuhan Berdasarkan Pengangkutan

Tumbuhan termasuk makhluk hidup yang juga mempunyai alat gerak seperti halnya manusia dan juga binatang. Mereka juga memiliki transportasi atau alat gerak yang digunakan. Sistem transportasi pada tumbuhan memiliki peran yang sangat penting untuk berlangsungnya kehidupan dari tumbuhan.
Dengan adanya sistem tersebut, maka garam-garam mineral yang berada di dalam tanah dapat diserap, sehingga hal itu mengakibatkan terjadinya proses fotosintesis di daun tumbuhan dengan bantuan dari sinar matahari. Yang selanjutnya hasil dari proses fotosintesis tersebut diedarkan kembali oleh pembuluh Tapis atau floem yang ada pada tumbuhan. Tumbuhan sendiri dibagi menjadi 2 menurut sistem pengangkutnya. Lalu apa saja penjelasan dari 2 jenis itu? Simak penjelasan berikut ini!
1. Mekanisme Sistem Transportasi Pada Tumbuhan Tingkat Rendah

Mekanisme sistem transportasi pada tumbuhan tingkat rendah bukanlah melalui proses dari penyerapan air dan juga garam mineral, melainkan mekanisme terjadi dengan cara melalui setiap jengkal dari tubuh tumbuhan tingkat rendah itu sendiri.
Karena pada dasarnya setiap tumbuhan atau tanaman yang hidup pasti membutuhkan air dan juga garam-garam mineral yang ada dilingkungan untuk membantu proses pertumbuhan dan juga berkembang. Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman meliputi, oksigen, karbon dioksida, air dan juga ada mineral.
Tanaman juga memiliki pembuluh jaringan yang digunakan sebagai pengangkut untuk mengikat karbon dioksida dan juga oksigen yakni melalui daun. Sedangkan untuk garam mineral atau zat-zat lain dan juga air didapatkan dari tanah melalui bagian-bagian dari akar. Tanaman tersebut akan menyerap oksigen, air, dan juga karbondioksida melalui transportasi aktif, difusi dan juga proses osmosi.
Hal ini dikarenakan air sangat dibutuhkan oleh tanaman. Jika tanaman tersebut kekurangan air, maka akan menyebabkan mati atau tidak dapat hidup. Air tersebut akan masuk kedalam tubuh dari tumbuhan Melayu bagian dari ujung rambut-rambut akar.
Kemudian air tersebut akan digunakan untuk memicu timbulnya reaksi kimia yang dapat berguna untuk membuat turgor, pengangkutan zat-zat hara dan juga zat yang tidak dibutuhkan oleh tanaman tersebut sehingga akan dikeluarkan melalui ujung dari daun yang akan berbentuk air atau uap.
2. Mekanisme Sistem Transportasi Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi

Mekanisme sistem transportasi pada tumbuhan tingkat tinggi dibagi menjadi dua jenis, yakni pengangkut zat-zat hara dan juga air yang didapatkan dari dalam tanah, atau biasanya disebut dengan cara Intravascular dan juga secara Ekstravaskular. Apa perbedaan dari 2 jenis tersebut? Simak penjelasan di bawah ini!
Mekanisme Ekstravaskular
Mekanisme Ekstravaskular yakni mekanisme yang digunakan untuk mengangkut air dan juga zat-zat hara atau garam mineral yang ada dari dalam tanah melalui rambut-rambut akar, yang kemudian air tersebut akan masuk dengan melalui sel-sel korteks.
Bukan hanya itu, air juga dapat melalui sitoplasma yang akan menuju stele atau silinder pusat. Jika sudah berada di silinder pusat, maka air akan berenang dan dengan bebas masuk diantara sel-sel tanaman. Sistem dari pengangkutan ekstravaskuler ini dibagi lagi menjadi dua jenis sistem yakni.
- Secara Apoplas:
Sistem secara apoplas merupakan sistem yang digunakan dalam pengangkutan air tanah baik itu dengan cara transportasi pasti atau dengan cara difusi bebas melalui jaringan yang mati atau sel mati tanaman. Contoh dari sistem ini adalah ruang antar sel dan juga dinding sel.
Fase dari Apoplas tidak akan terjadi jika melalui endodermis. Hal tersebut disebabkan karena pada endodermis memiliki pita kaspari yang dapat menutupi jalan masuknya air menuju xilem.
Bentuk pita kaspari adalah berupa senyawa gabus atau zat suberin yang memiliki lignin. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan kondisi dari apoplas dapat terjadi, pengecualian jika zat tersebut tidak dapat melewati endodermis. Karena air dapat melewati endodermis hanya ketika terjadinya transportasi secara simplas.
- Secara Simplas.
Sistem secara simplas merupakan cara kerja transportasi yang berlawanan dengan apoplas. Sistem ini bekerja dengan cara pengangkutan zat yang terlarut dan air dari dalam tanah melalui jaringan yang hidup atau sel hidup dari tanaman.
Proses transport jenis simplas akan terjadi apabila proses transport dan osmosi pada plasmodesmata telah aktif. Mekanisme yang ada yakni pada saat air dan juga garam-garam mineral tanah telah masuk ke dalam tanaman melalui sel-sel rambut akar yang menuju ke sel parenkim.
Kemudian dari parenkim akan melewati sel endodermis dan akan dilanjutkan lagi ke sel perisikel, yang kemudian pengangkutan tersebut diteruskan kembali untuk masuk ke jaringan pembuluh kayu atau xilem.
Mekanisme Intravaskular
Mekanisme Intravaskular yakni mekanisme yang digunakan untuk mengangkut air dan juga zat hara yang dimulai dari pembuluh dari kayu atau xilem yang terdapat di akar dan diangkut menuju bagian dari tumbuhan yang ada pada bagian atas tanaman.
Urutan dalam sistem ini adalah zat hara dan juga air akan diangkat melalui xilem yang ada pada akar. Kemudian dari xilem akar tersebut akan dilanjutkan menuju xilem batang, dan dari xilem yang ada akan diedarkan ke xilem yang pada para tangkai daun. Dari tangkai daun tersebut air dan zat hara yang ada pada xilem diangkut lagi sampai dengan menuju xilem yang pada pada tulang daun. Tidak hanya itu, tetapi ikatan dari pembuluh juga harus ada di tulang daun.
Macam-macam Teori Sistem Transportasi Pada Tumbuhan
Beberapa ahli telah mengajukan teori tentang sistem transportasi pada tumbuhan. Teori tersebut terbagi menjadi 3 yakni sebagai berikut.
1. Teori Mengenai Tekanan Akar
Tekanan yang telah dilakukan oleh akar dapat menyebabkan minera dan juga air naik ke bagian atas yang ada pada tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tingkat kandungan dari air yang berada pada tanah dan juga xilem. Sehingga pada saat gelap atau malam hari, tekanan dari akar akan menjadi lebih tinggi dan sudah dapat dipastikan bahwa air akan merembes melalui daun yang ada pada tumbuhan.
2. Teori Dixon Joly
Dalam Teori Dixon Joly menjelaskan bahwa adanya respirasi atau yang biasanya dikenal dengan proses pernapasan yang ada pada daun dapat menyebabkan mineral dan juga air akan masuk ke bagian atas dari tumbuhan.
3. Teori Vital
Teori vital merupakan teori yang menyatakan bahwa sel hidup yang berada dan tinggal di oarenkim dan juga xilem atau rambut akar pada suatu tumbuhan dapat menyebabkan kenaikan air yang akan terjadi ke tanaman pada bagian atas.
Proses Pengangkutan Zat Hara

Sedangkan secara garis besar, pengangkutan dari zat hara dan juga air telah dibagi menjadi 3 proses diantaranya adalah sebagai berikut!
1. Proses Osmosi
Proses Osmosi merupakan proses dengan cara yakni salah satu jenis dari pengangkutan air dan mineral melalui sebuah lapisan yang bernama semipermeabel, lapisan tersebut berasal dari konsentrasi yang rendah atau hipotonik ke tempat air dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Contohnya adalah air yang melewati endodermis dan juga xilem.
2. Proses difusi
Proses difusi merupakan proses yang terjadi dari suatu pengangkutan dari zat yang berasal dari konsentrasi yang tinggi menuju ke tempat dengan konsentrasi yang jauh lebih rendah. Contohnya adalah proses dari tumbuhan yang menghirup oksigen dan juga mengeluarkan karbondioksida. Proses tersebut biasanya terjadi pada malam hari, yakni pada saat tumbuhan melakukan transpirasi.
3. Proses Transpor Aktif
Proses Transpor Aktif merupakan proses pengangkutan air dan juga mineral dengan cara menggunakan energi ATP yang akan melewati lapisan dari impermeabel, misalnya adalah pada saat proses pengangkutan glukosa yang bisa menembus lapisan dari membran.
Jaringan Xilem dan Jaringan Floem

Jaringan xilem dan Floem adalah jaringan yang penting bagi tumbuhan. Jaringan tersebut memiliki fungsi yakni digunakan untuk membentuk proses dari pengaturan dan makanan pada tanaman. Lalu apa bedanya dengan kedua jaringan tersebut? Simak penjelasan dibawah ini!
Jaringan Xilem
Xilem merupakan jaringan dari tumbuhan yang sangat kompleks dengan beberapa jenis sel yang beragam, baik sel hidup atau sel yang mati. Xilem juga dibentuk oleh meristem dari pembentukan prokambium, sehingga xylem tersebut dapat disebut dengan xilem primer.
Sedangkan apabila pertumbuhan dari xylem tersebut lengkap, maka akan menghasilkan jaringan sekunder yang akan terbentuk melalui aktivitas kambium. Xilem yang terbentuk tersebut disebut dengan xilem sekunder. Jaringan yang ada pada xilem terletak pada bagian dari kayu tumbuhan. Lalu apa saja jenis-jenis sel yang ada pada jaringan xylem? Simak penjelasan berikut ini.
1. Trakeid dan Trakea
Trakeid terdapat pada tumbuhan Pteridophyta, Gymnospermae dan juga Spermatophyta fosil. Trakeid merupakan sel pembentuk trakea yang tidak memiliki lubang-lubang atau transportasi pada bentuknya. Sehingga pengangkutan air dan juga zat hara dalam trakeid dapat dilakukan di noktah atau titik antara Sel-selnya.
Trakea merupakan kebalikan dari trakeid, yakni bentuk pada ujungnya memiliki lubang-lubang. Sehingga pada saat adanya transportasi dari air dan juga zat hara dalam trakea, maka hal tersebut akan berlangsung antara sel yang satu dengan sel yang lainnya dengan melewati lubang-lubang yang dimiliki oleh trakea.
Sel yang membentuk trakea tersebut dapat menjadikan trakea menjadi deretan panjang yakni ujung dengan ujung dapat bertemu dan juga lubang yang ada dapat terbentuk secara sempurna, sehingga membentuk pipa panjang. Kemudian jika trakea mengalami penebalan sekunder biasanya penerbangan tersebut dapat berbentuk cincin atau jala maupun spiral.
Persamaan dari trakeid dan juga trakea adalah sama-sama memiliki dinding sekunder yang tersusun dari lignin. Tidak adanya kloroplas dan bentuknya menjadi bulat panjang saat keduanya telah tumbuh dewasa.
2. Serabut Xilem
Serabut Xilem merupakan serabut yang berupa sklerenkim, namun serabut xilem berasal dari trakeid yang terbentuk lebih lanjut dari dinding yang tebal dan juga noktah yang sederhana. Sehingga serabut dan juga trakeid tersebut dapat menyatu dan saling melekat tetapi keduanya tidaklah sama bentuknya, karena sel serabut tersebut lebih panjang dari trakeid.
Hal tersebut dikarenakan ujung yang ada pada serabut xilem berbentuk runcing dan juga dapat memasuki sel-sel lain pada saat memanjang.
3. Parenkim Xilem
Parenkim Xilem merupakan sel yang terletak pada jaringan xilem baik primer atau sekunder. Parenkim ini terbentuk dari kambium yang memiliki sel jari-jari, hal ini dikarenakan sel tersebut menyerupai jari-jari, sehingga hasil yang terbentuk akan memiliki bentuk sumbu yang memanjang dengan mengikuti arah dari jari-jari organ.
Untuk kandungan yang ada pada parenkim adalah adanya beberapa senyawa seperti tepung atau lipid, sehingga parenkim lebih berperan untuk mengumpulkan cadangan dari makanan.
Jaringan Floem
Floem merupakan jaringan yang kompleks dan terbentuk dari perkembangan prokambium, sehingga dinamakan menjadi floem primer,sedangkan apabila floem terbentuk lagi dengan perkembangan dari kambium maka disebut dengan floem sekunder. Floem sendiri berasal dari sel yang sama dengan xilem, akan tetapi keduanya memiliki fungsi yang jelas berbeda.
Floem memiliki tugas sebagai jaringan pengangkut dari bahan organik, bahan tersebut berisi banyak zat karbohidrat dan juga biasanya berisi asam amino dan hormon dengan jumlah yang sedikit. Bukan hanya itu floem juga memiliki tugas untuk mengangkat asam asimilat yang merupakan hasil dari fotosintesis tumbuhan, kemudian di distribusi ke seluruh bagian yang ada pada tumbuhan.
Dalam proses pengangkutan tersebut, biasanya floem sama mengangkut hingga kecepatan 100-910 cm per jam. Adapun jenis-jenis sel yang terdapat dalam jaringan floem adalah sebagai berikut:
1. Sel Pembuluh Tapis
Sel tersebut tersusun dari dua bentuk yakni, pertama dari sel Lapian yang memanjang dengan bidang berada pada ujung sel, biasanya terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae Sedangkan bentuk kedua ialah dari buluh tapisan, biasanya terdapat pada tumbuhan Angiospermae yang merupakan sel memanjang dan setiap selnya adalah bagian dari buluh dan saling terhubung dengan bidang tapisan pada ujung sel.
2. Sel Pengiring
Sel Pengiring berasal dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel induk tersebut dapat membelah diri satu kali maupun dua kali dengan berbentuk memanjang dan ukurannya yang tidak sama besar, sehingga menghasilkan sel yang terdiri dari sel pembuluh besar dan juga sel yang pengiring kecil. Sel pengiring biasanya disebut dengan sel parenkim khusus.
3. Sel Parenkim Floem
Sel ini berbentuk secara memanjang dan juga memiliki sumbu yang sejajar dengan sumbu berkas pengangkut, apabila sel parenkim tidak berhubungan dengan sel Tapos maka biasanya akan mengandung bahan organik seperti Pati, Tanin dan juga kristal. Sel parenkim floem memiliki peran untuk menyimpan lemak dan juga tepung.
Floem sekunder terbagi menjadi dua jenis bentuk sel parenkim, sel tersebut berdasarkan sel kambium yang dapat membentuk sel fusiform atau jari-jari. Apabila floem tersebut masih aktif bekerja maka sel dindingnya tidak akan menebal, dan sebaliknya apabila floem tersebut sudah tidak aktif, maka sel parenkim membentuk diri menjadi felogen.
4. Serabut Floem
Serabut Floem terletak pada jaringan floem primer dan juga floem sekunder. Serabut tersebut berperan sebagai penguat sel parenkim, floem dari awal dan saat sel pembuluh dari floem tidak dapat berfungsi lagi.
Penutup
Demikian penjelasan tentang sistem transportasi pada tumbuhan. Karena memang tumbuhan juga salah satu makhluk hidup yang memiliki sistem gerak sama seperti manusia dan juga hewan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipahami dengan baik!