AdaHobi, Tari Bosara adalah tarian khas sulawesi selatan yang dijadikan sebuah ikon kebanggaan dari budaya kesenian oleh suku bugis. Tari paduppa bosara dulu berfungsi sebagai tari penyambutan orang-orang penting, namun semakin berkembangnya zaman tarian ini menjadi pertunjukkan yang sangat indah dan menghibur.
Untuk mengenal tari paduppa bosara lebih jauh, kita akan bahas lengkap mulai dari pengertian, sejarah, fungsi, makna gerakan, berbagai properti yang diperlukan hingga perkembangannya sampai saat ini.
Pengertian dan Sejarah Tari Bosara

Tari Bosara adalah sebuah tarian khas sulawesi selatan yang berasal dari suku bugis, yang mana nama “bosara” diambil dari sebuah nama nampan khas suku bugis. Bosara atau nampan yang digunakan pada tarian ini terbuat dari material besi dan memiliki bentuk yang khas yaitu mempunyai satu kaki yang berfungsi sebagai penyangga nampan.
Nampan yang digunakan juga dilengkapi dengan penutup yang disebut pattongko, Keduanya merupakan satu kesatuan. Jadi, saat tampil bosara dan pattongko harus selalu dibawa.
Tari bosara diciptakan oleh seorang seniman yang bernama Andi Siti Nurhani Sapada lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1929 dan beliau meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, pada tanggal 8 Juli 2010 di umur yang ke-81 tahun.
Awalnya tari Bosara digunakan untuk menjamu para tamu kerajaan, seperti pesta, ada tamu agung, atau perayaan pernikahan. Namun sekarang ini tentu saja pertunjukan tarian kebanggaan masyarakat Bugis ini juga ditampilkan untuk acara besar lainnya.
Bosara (nampan) ini nantinya akan diletakkan secara berjejer. Isi dari nampan ini berupa aneka kue basah maupun kering khas Bugis. Bukan sekedar pajangan, para tamu akan memakannya saat penampilan tari Bosara telah selesai nantinya. Sebagai tambahan informasi, berikut ini beberapa jenis kue khas Bugis yang sering disajikan pada tarian Bosara:
- Bolu peca
- Kue lapis
- Kue biji nangka
- Kue cucur untuk jenis kue basah
Itulah daftar jajanan khas masyarakat Bugis yang disajikan di atas nampan. Selain itu, juga dihidangkan berbagai macam kue kering seperti kue sero-sero, umba-umba, cucur da mangki, dan sajian kering khas Bugis lainnya.
Bagaimana, tertarik menyaksikan tarian khas Bugis yang satu ini? Nyatanya selain menikmati sajian tarian yang indah, penonton nantinya bisa menikmati beragam jajanan enak. Kurang lebih seperti itulah pengertian dan sejarah tari Bosara.
Fungsi dan Makna Tari Bosara

Bisa dibilang Tari Bosara menjadi tarian kerajaan di awal kemunculannya difungsikan untuk prosesi penyambutan. Sebagai tarian penjamu kedatangan orang penting, tentu tari paduppa bosara memiliki gerakan yang luwes. Setiap gerakan tarian khas Bugis yang satu ini sangatlah luwes dan memanjakan mata.
Seiring perkembangan zaman, kini fungsi dan makna tari Bosara secara perlahan mulai sedikit bergerser. Jika dulunya tari Bosara hanya boleh dipertunjukan di area kerajaan, sekarang ini dimanapun kita bisa menemukannya. Dan tentu saja sekarang ini penonton tarian juga tidak harus para petinggi atau tamu negara, ya?
Selain sebagai tarian pertunjukan, tari Bosara juga ditampilkan untuk beberapa fungsi di antaranya:
- Sarana pendidikan,
- Sarana pergaulan,
- Sarana berekspresi,
- Sarana pengembangan bakat.
Kemudian, fungsi Bosara juga sudah berganti. Dulu Bosara digunakan sebagai wadah sajian para tamu. Berbeda dengan sekarang, di mana masyarakat setempat menggunakannya untuk memberikan undangan kepada seseorang.
Bosara dirasa lebih sopan untuk memberikan undangan, seperti halnya saat kita memberikan sajian makanan atau minuman untuk tamu.
Video Pertunjukan Tari Bosara
Tari Bosara seperti menjadi menjadi salah satu tarian khas Sulawesi yang sering dinanti. Tarian ini memiliki gerakan yang luwes, sehingga akan lebih mudah menikmatinya.
Ada empat komponen dalam pertunjukan tari Bosara, yaitu busana dan properti, gerakan, pola lantai, dan musik pengiring. Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya.
Busana dan Properti Tari Bosara

Tari Bosara dihadirkan oleh sejumlah penari wanita yang memakai busana dan properti adat khas Bugis. Para penari ini nantinya akan mengenakan baju adat Bodo yang dilengkapi dengan berbagai properti. Umumnya aksesoris tambahan yang digunakan saat menari seperti hiasan rambut, gelang motif bunga, perhiasan, bando, dan anting.
Tidak hanya terpasang pada area kepala penari, salah satu hiasan juga terpasang pada lengan. Bisa dilihat dengan aksesoris ini nyatanya memunculkan kesan glamor dan mengesankan, bukan?
Lalu yang tidak boleh sampai ketinggalan ialah bosara dan pattongko. Para penari akan menari sesuai dengan irama musik pengiring.
Baca juga : Sejarah Tari Jaipong, Perkembangan, dan Pola Gerakannya
Ragam Gerak Tari Bosara

Tarian tradisional Bosara merupakan salah satu bagian dari budaya adat setempat yang masih sangat dirawat. Inilah mengapa anak-anak pun diajari berbagai macam gerak tari bosara sejak dini.
Gerakan tari Bosara pun terbilang cukup mudah. Ada beberapa gerakan tari bosara yang bisa Anda ketahui, yaitu:
- Kepala : gerakan kepala yaitu mengikuti sesuai dengan arah tangan bergerak.
- Tangan : gerakan tangan seperti seseorang yang sedang mengikat bosara yang didalamnya terdapat kue.
- Tangan dan badan : badan atau panggul bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti arah gerak tangan.
- Kaki : gerakan kaki dilakukan secara bergantian dengan menjinjit sesuai hitungan.
Pola Lantai Tari Bosara

Tari Bosara menggunakan pola lantai vertikal, di mana penari akan masuk ke panggung dan membentuk formasi barisan. Untuk formasi barisan yang digunakan yakni lurus ke depan – belakang maupun sebaliknya.
Iringan Musik Tari Paduppa Bosara

Masyarakat Bugis menampilkan tari Bosara dengan diiringi musik yang dimainkan dari beberapa alat musik tradisional. Ada tiga macam alat musik yang digunakan yaitu gendang, kecapi, dan seruling. Alat musik khas tersebut nantinya akan dimainkan dengan irama yang sudah ditentukan.
Untuk lebih mengenalnya, berikut ini karakteristik ketiga alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi tarian Bosara:
1. Gendang
Gendang merupakan salah satu alat musik yang mengiringi tari Bosara, yang terbuat dari rangka dari kayu campaga. Kemudian diikat menggunakan rotan agar semakin kuat. Setelah itu lalu bahan pada bagian yang ditabuh berasal dari kulit kambing jantan.
2. Kecapi
Kecapi dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari. Alat musik tradisional ini akan memperkaya suara musik pengiring. Salah satu alat musik khas Sulawesi Selatan ini memang dimainkan untuk mengiringi sejumlah pertunjukan seni, salah satunya tari Bosara.
3. Suling
Iringan musik tari Bosara akan semakin merdu dengan ditambahkannya alat musik suling. Selain itu, suara suling sangat cocok dengan gerakan tari Bosara yang kalem dan lemah lembut. Peniup suling nantinya akan mengiringi tarian dengan ketukan tertentu.
Baca juga : Mengenal Tari Ratoh Jaroe dari Nanggroe Aceh Darussalam
Perkembangan Tari Bosara

Yang perlu kita syukuri yakni kelestarian tari Bosara tetap terjaga hingga sekarang. Namun, hanya orang-orang tertentu yang masih mau mempertontonkannya. Misalnya seperti dipertunjukkan saat pesta pernikahan atau hajatan besar lainnya.
Hal tersebut tidak lain ialah sebab dari perkembangan era. Bergesernya fungsi tarian yang dulunya untuk penghormatan kini lebih merujuk pada hiburan. Tarian tradisional ini masih harus dilestarikan melalui pendidikan di sekolah ataupun sanggar seni.
Kesenian Bosara kini semakin ditinggalkan, sehingga nemempati ruang yang begitu jauh dari peradaban masyarakat setempat, terutama anak muda. Perkembangan tari Bosara ke depannya juga perlu terus dilestarikan.
Tarian khas sulawesi selatan ini adalah simbol kebanggaan masyarakat Bugis yang perlu diturunkan untuk generasi selanjutnya. Untuk itu, kamu bisa share artikel ini sebagai bentuk aksinya nyata untuk melestarikan budaya indonesia yang satu ini.