Adahobi, Tari Gatotkaca – Tari Gatotkaca atau disebut juga dengan Tari Gatotkaca Gandrung merupakan tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Tarian ini telah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.
Tari gatotkaca termasuk jenis tari tunggal atau perorangan yang biasanya dibawakan oleh penari pria dengan mengenakan kostum warna hitam dan penutup kepala berupa mahkota garuda mungkur.
Tari yang disajikan dalam bentuk dramatari ini memiliki banyak variasi koreografi dan motif dalam pertunjukan Gatotkaca, tergantung untuk acara apa dan di mana ia dipentaskan.
Sejarah Tari Gatotkaca

Tari Gatotkaca sudah ada sejak kesultanan Surakarta pada tahun 1957 di bawah pemerintahan Mangkunegara V.
Tarian ini menggambarkan bagaimana kegagahan seorang Gatotkaca pada saat menjaga wilayahnya, Amartha.
Keunikan dari tarian ini terletak pada tokoh Gatotkaca dan Pergiwa yang ada dalam alur cerita tersebut, dimana gatotkaca tergila-gila dengan Dewi Pergiwa.
Namun ternyata, Dewi Pergiwa adalah seorang Buta Raseksa “Cakil“, maka murkalah Gatot kaca dan akhirnya terjadi peperangan.
Gatotkaca sendiri adalah seorang tokoh yang terdapat dalam cerita Mahabharata, ia merupakan seorang putra dari Bimasena atau yang dikenal dengan Bisma.
Tata Rias Tari Gatotkaca

Tata rias digunakan untuk mengubah tampilan fisik atau membuat wajah penari terlihat sama dengan perwujudan karakter Gatotkaca.
Lalu apa saja yang perlu siapkan. Simak ulasan di bawah ini.
1. Alis masekon
Alisa masekon memiliki bentuk alis yang di tarik pada bagian atas pangkal alis.
2. Pasu teleng
Pasu teleng merupakan garis rias dinatara alis. Lebih jelasnya seperti titik pada dahi (seperti orang india).
3. Pasu damis
Merupakan hiasan yang terdapat pada pipi yang berbentuk seperti tanda kutip dengan kombinasi warna hitam pada bagian luar, dan warna putih pada bagian dalam.
4. Kumis
Gatot Kaca memiliki kumis yang unik. Maka untuk terlihat mirip harus menggunakan kumis buatan.
5. Cedo
Merupakan tanda garis pada bagian bibir bawah.
6. Godeg satria
Merupakan jambang yang berbentuk sabit.
Baca juga : Tari Kecak: Mengenal Sejarah dan Perkembangannya di Bali
Properti dan Busana Tari Gatotkaca

Properti dan busana merupakan pendukung untuk melengkapi penampilan karakter dalam sebuah pertunjukan.
Lalu, apa saja properti dan busana yang digunakan dalam tari Gatotkaca? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Mahkota
Dalam taria Gatotkaca, penari mengenakan mahkota garuda mungkur dengan warna emas yang melambangkan bahwa orang tersebut merupakan seorang pangeran atau dari keluarga bangsawan.
2. Susumping
Susumping atau anting-anting merupakan hiasan telinga yang terbuat dari kulit.
3. Baju dan Celana
Penari Gatot kaca akan mengenakan baju kutung atau baju tanpa lengan yang berwarna hitam, bermotif bintang segi delapan dan manik-manik.
Lalu untuk celana, penari akan menggunakan celana jenis sontog atau celana dengan ukuran tiga perempat berwarna hitam.
4. Badong
Penari akan mengenakan Badong, yang merupakan properti bagian belakang yang terbuat dari kulit sapi dengan bentuk seperti sayap.
Properti ini menggambarkan bahwa Gatotkaca merupakan seorang ksatria yang bisa terbang.
5. Selendang
Selendang atau sampur merupakan properti yang sudah biasa digunakan oleh penari dalam tarian apapun.
6. Kelat
Kelat merupakan aksesoris yang dipakai pada bahu. Kelat juga menunjukan kedudukan status sosial si pemakai.
Sedangkan kelat yang dipakai oleh gatot kaca berjenis Naga Rangsang. Kelat jenis ini biasa di pakai oleh raja-raja.
7. Ikat pinggang
Ikat pinggang berwarna hitam dan berbahan dasar bludru.
8. Keris
Keris merupakan senjata Gatotkaca yang tidak pernah ketinggalan. Keris akan diletakkan pada bagian belakang.
9. Melati
Bunga melati akan diletakkan melingkar pada gagang keris.
10. Gelang kaki
Gelang kaki merupakan aksesoris yang berbentuk bulat dengan warna emas.
Ragam Gerakan Tari Gatotkaca

Ada beberapa struktur gerakan utama dalam tari Gatotkaca, dalam gerakan ini juga dipengaruhi dengan adanya tari wayang.
Lalu apa saja ragam gerakan tari gatotkaca? silahkan simak ulasan di bawah ini.
1. Gerak pokok
Dalam gerak pokok terdiri dari gerakan adeg-adeg, jangkung ilo, gedut, sonteng dan mincid siku .
2. Gerak khusus
Gerak khusus di dalamnya memuat mengenai gerakan yang memiliki karakter tertentu.
Misalnya pada saat Gatotkaca munggawa lungguh, maka gerakan khususnya seperti gading, capang, sawang, pakbang ataupun laras konda.
3. Gerak peralihan
Contoh dari gerakan peralihan seperti gerakan jangkung ilo, adeg-adeg sabukan, gedig anca atau nenjrag bumi.
4. Gerak penghubung
Dan yang terakhir adalah gerakan penghubung, merupakan gerak yang berfungsi sebagai penghubung antara koreografi satu dengan yang lain.
Contoh gerakannya seperti trisi hiber, adeg-adeg jurus, adeg-adeg makutaan atau adeg-adeg sabukan.
Pola Lantai Tari Gatotkaca

Meskipun dalam tari Gatotkaca menggambarkan mengenai tokoh ataupun karakter pewayangan yang cukup kental, namun Pola lantai yang digunakan tidak jauh berbeda dengan tari tradisional pada umumnya.
Pola lantai yang digunakan dalam tari ini berbentuk simetris, asimetris, garis lurus, garis lengkung, serta lingkaran.
Musik Pengiring

Musik pengiring dalam tarian gatotkaca sangat penting, karena musik disini akan berfungsi sebagai alat yang menuntun ketepatan gerakan ataupun sebagai aba-aba.
Alat musik yang digunakan sejenis kentongan atau yang biasa disebut dengan keprak.
Selain keprak dalam tarian ini juga menggunakan alat musik pelengkap seperti gong maupun gendang.
Dan tembang yang paling umum digunakan untuk mengiringi tari ini adalah lagu gunungsari.
Fungsi Tari Gatotkaca

Tari Gatotkaca dirancang sebagai pertunjukkan dan hiburan bagi masyarakat.
Selain hiburan, tentu di dalam tari ini tersimpan pesan mengenai cerita Mahabrata. Dimana Gatotkaca sebagai pahlawan yang melindungi wilayahnya dari gempuran raksasa.
Namun sekali lagi,tari ini lebih menekankan estetika dari pada tujuannya.
Karena memang sejak awal tari ini dibuat untuk hiburan, maka dari segi konsepsional, koreografi dan artistiknya dibuat lebih menonjol.
Keunikan dari Tari Gatotkaca

Seperti yang kita tahu bahwa Gatotkaca identik dengan kegagahan, kepahlawanan dan keberanian dalam medan perang.
Namun dalam tari ini memberi sudut pandang yang lain mengenai Gatotkaca. Di sini, Gatotkaca juga memiliki sisi romantis.
Kehidupan percintaannya dengan wanita yang di pujanya, akan ditampilkan melalui tari Gatotkaca.
Siapa sangka, lelaki yang gagah berani ini memiliki sisi lembut dan romantis terhadap wanita yang dicintainya.
Fakta tentang Gatotkaca

Gatotkaca terkenal dengan cerita kepahlawanannya, namun tidak banyak orang yang mengetahui bahwa gatotkaca gugur saat perang Bharatayudha.
Tidak hanya itu, ada beberapa fakta yang masih jarang orang mengetahuinya. Untuk itu, berikut adalah beberapa fakta mengenai Gatotkaca yang wajib kamu ketahui.
1. Membuat Kehebohan Sejak Lahir
Sejak lahir, Gatotkaca sudah membuat kehobohan. Bagaimana tidak? Pasalnya, tali pusarnya tidak bisa di potong dengan senjata apapun.
Namun pada akhirnya bisa dipotong setelah Arjuna menggunakan senjatanya, tali pusarGatotkacapun dapat dipotong.
2. Memiliki Banyak Nama
Gatotkaca merupakan nama pemberian ayahnya, Bima. “Gatot” memiliki arti bundar, dan “kaca” berarti rambut, maka arti Gatotkaca adalah rambut yang bergelung bundar.Kar
ena Gatotkaca adalah raja di Pringgadani, maka ia memiliki gelar Prabu Anom Kacanegara. Selain itu, Gatotkaca juga memiliki nama lain, diantara seperti Bimaputra, Bimasiwi, Tutuka, Purbaya dan Gurubaya.
3. Memiliki Darah Raksasa
Ibu Gatotkaca bernama Dwi Arimbi, merupkan seorang raksasa, putri dari Prabu Trembuku. Sehingga sudah wajar bila Gatotkaca memiliki darah raksasa.
Dalam berperang atau melawan musuhnya, tak jarang Gatotkaca menggunakan gigi rahangnya untuk memutus leher musuhnya.
Gatotkaca juga memiliki mata besar membelalak, memiliki hidung dempang, berjamang tiga susun dan berkumis.
4. Memiliki Empat Istri
Karena di angkat sebagai raja, sudah wajar jika Gatotkaca memiliki lebih dari 1 istri.
Istri pertamanya bernama Dwi Pergiwa, Istri kedua berna Dewi Danahpati, istri ketiga bernama Dewi Sumpani dan istri yang keempat bernama Dewi Suryawati.
5. Mati Muda
Gatotkaca merupakan ksatria muda yang hebat, namun siapa sangka hidupnya berakhir pada saat perang Bharatayudha.
Gatotkaca gugur setelah menerima panah dari senjata Kunta Wijayandanu. Sejatinya, Kunta merupakan senjata maha dahsyat yang tiada tara, namun hanya dapat digunakan sekali saja.
Pada awalnya senjata ini dipersiapkan untuk melawan Arjuna.
Namun dalam perang Bharatayudha Prabu Kresna sedang terdesak dengan adanya Gatotkaca, maka untuk mendapatkan kemenangan yang sempurna dipergunakanlah senjata Kunta.
Itu tadi pembahasan mengenai ksatri muda Gatotkaca. Mulai dari sejarah tari gatotkaca, pola gerakan dan pola lantai, tata rias dan properti yang digunakan hingga fakta-fakta yang jarang diketahui.
Semoga dengan adanya artikel tersebut dapat lebih mengenal dan menambah wawasan mengenai warisan budaya Indonesia. Terimakasih