Adahobi, Tari Manuk Dadali dikenal sebagai salah satu adat istiadat dan warisan budaya yang masih kental di Jawa Barat. Tarian ini kerap digelar dalam berbagai acara kebudayaan masyarakat setempat karena identik dengan gerakannya yang dinamis dengan properti yang mewah.
Tarian manuk dadali ini memiliki makna yang cukup mendalam, adapun dikatakan bahwa tarian ini sebagai wujud penggambaran dari kegagahan burung garuda, rasa nasionalisme, dan juga persatuan NKRI.
Adapun tari manuk dadali juga termasuk jenis tarian tradisional dengan tempo gerakan kurang lebih 4/4. Nah, untuk mengetahui lebih jelas mengenai tarian yang satu ini bisa simak ulasan dibawah ini.
Sejarah Tari Manuk Dadali
Sejarah terbentuknya tarian ini diperkirakan dimulai pada tahun 1962, yang mana pada tahun tersebut sedang marak sebuah tembang berbahasa Sunda yang seringkali dinyanyikan oleh masyarakat umum. Tembang itu diciptakan oleh seorang seniman sekaligus jurnalis bernama Sambas Mangundikarta, yang tumbuh dan besar di daerah Bandung.
Saking populernya, tembang tersebut pun sempat memuncaki tangga lagu-lagu yang baru dirilis di radio RRI Bandung. Memuncaki tangga lagu di radio tersebut merupakan pencapaian yang sangat tinggi, sebab pada saat itu RRI Bandung dianggap sebagai rajanya musik Indonesia yang menjadi bukti akan kepopuleran tembang tersebut.
Lagu tersebut menceritakan mengenai sebuah Manuk Dadali yang dilukiskan sebagai sosok burung gagah perkasa yang menjadi cerminan lambang negara Indonesia. Seiring berjalannya waktu, tembang ini pun diubah menjadi gerakan tarian yang menarik dan menunjukkan rasa nasionalisme terhadap negara sehingga tembang tersebut pun semakin populer di kalangan masyarakat.
Baca juga : Tari Ketuk Tilu, Tarian Adat Khas Jawa Barat !!
Fungsi dan Makna Tari Manuk Dadali
Sesuai dengan tembang yang menjadi inspirasi utamanya Tari Manuk Dadali memiliki makna tersirat tentang cara mencintai negara dan merasa bangga dengan tanah kelahirannya. Karena hal itulah, tarian ini seringkali dianggap sempurna untuk dijadikan media pembelajaran bagi anak yang masih termasuk di usia dini.
Hal itu didukung oleh gerakannya yang sangat mudah dan tidak sulit untuk diikuti, serta mudah untuk dihafalkan terlebih bagi anak-anak yang terkadang masih kesulitan untuk menari gerakan yang diajarkan oleh orang dewasa. Dengan begitu, mereka pun bisa mendapatkan berbagai manfaat seperti pembiasaan mekanisasi tubuh, penanaman jiwa sosial dan budaya, komunikasi, dan lain-lain.
Beberapa kalangan pun juga telah menyebutkan bahwa tarian ini berfungsi untuk mengajak masyarakat agar senantiasa mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Karena zaman yang sudah semakin maju dan berkembang dengan cukup cepat, maka lebih baik apabila tarian ini seringkali dipentaskan agar masyarakat pun senantiasa merasa bangga dengan ideologi negaranya sendiri.
Gerakan Tari Manuk Dadali
Ketika mementaskan Tari Manuk Dadali, para penari diharapkan mampu melakukan beberapa tahap gerakan yang berurutan. Gerakan tersebut diantaranya yaitu:
- Posisi kuda-kuda sembari mengayunkan kedua lengan. Posisi ini merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan oleh penari sebagai tanda bahwa tarian akan segera dimulai
- Setelah itu, penari pun melanjutkan gerakan dengan berjalan maju mundur sambil menjijitkan kakinya. Gerakan itu pun dilakukan disertai mengayunkan pinggang dan kedua lengan mereka, menuju arah kiri dan juga ke kanan secara bergantian
- Kemudian, gerakan selanjutnya ini hampir mirip dengan gerakan yang sebelumnya yakni berjalan maju mundur namun penari juga harus mengubah arah putaran mereka. Tidak hanya itu, kedua lengan mereka pun diayunkan menuju arah samping
- Pemain melanjutkan tarian dengan melompat ke kiri dan ke kanan secara bergantian. Mereka harus tetap mengayunkan kedua lengan mereka
- Lalu, kaki penari pun diayunkan ke arah depan secara bergantian, dan mata mereka bergerak mengikuti arah kaki
- Gerakan yang terakhir yaitu meletakkan kedua tangan di depan bagian dada. Posisi tangan tersebut yaitu salah satunya dilipat menjadi satu, lalu kaki penari pun ditekuk ke belakang. Tidak hanya itu, kepala penari pun mengikuti arah tangan yang digerakkan mulai dari ke kanan, ke kiri, dan juga ke depan secara berulang-ulang
Semua gerakan tersebut dilakukan secara bertahap dan tidak boleh ada yang terlewat, sebab akan mengganggu keharmonisan gerakan yang dilakukan oleh pemain sehingga menjadi keunikan dan menambah nilai estetis tersendiri
Jumlah Penari Tari Manuk Dadali
Pada umumnya, Tari Manuk Dadali tidak memiliki jumlah penari tertentu, sebab tarian ini bisa dimainkan oleh beberapa orang dalam jumlah yang banyak sekalipun. Namun, umumnya, tarian ini terdiri atas tiga jenis:
1. Tari Tunggal
Karena gerakannya yang sederhana, tari ini pun dimainkan secara tunggal atau hanya dengan menggunakan satu penari saja. Penari tersebut pun dapat mempraktikkan gerakan yang ada dengan lincah dan penuh kebebasan sebab dia tidak perlu harus menyamai gerakan penari yang lainnya.
2. Tari Berpasangan
Tari ini dapat dimainkan hanya dengan dua orang, mulai dari perempuan dan perempuan, laki-laki dan laki-laki, dan perempuan dengan laki-laki. Namun, biasanya tari berpasangan ini dilakukan bersama dengan orang-orang yang bisa memadukan gerakan mereka secara bersamaan.
3. Tari Kelompok
Jenis yang terakhir ini memang paling banyak ditemukan ketika memperagakan tarian ini. Umumnya, tari ini dimainkan oleh orang dengan jumlah lebih dari 5 orang, sehingga mereka pun harus melakukan latihan yang lebih ekstra agar gerakan mereka bisa selaras antara satu sama lain. Dengan begitu, gerakan mereka pun bisa serasi dan mampu membuat penonton merasa puas dengan pertunjukannya.
Iringan Musik Manuk Dadali
Tidak hanya jumlah penari yang menjadi syarat agar tarian ini bisa berhasil, namun iringan musiknya pun juga tidak boleh dilupakan. Ketika ingin menarikan tarian ini, lagu yang seringkali menjadi musik pengiring tentu saja adalah tembang daerah yang berjudul Manuk Dadali.
Lagu tersebut akan dimainkan dengan memainkan beberapa alat musik seperti gitar, drum, dan berbagai alat musik yang lainnya. Namun, beberapa waktu belakangan ini musik tersebut diputar dengan memanfaatkan keberadaan alat elektronik yakni speaker yang kualitas suaranya sangat besar sehingga penari mampu mendengarkan musik tersebut tanpa ada gangguan apapun.
Para penari pun harus bisa menyesuaikan gerakan yang mereka lakukan bersama dengan suara dari musik tersebut. Dengan melakukan latihan dan percobaan selama berkali-kali, maka alhasil mereka pun tentu merasa lebih terbiasa dengan lagu tersebut sehingga hasil tarian yang dihasilkan pun bisa tampak serasi dan kompak dengan jumlah anggota yang banyak.
Kostum dan Properti Tari Manuk Dadali

Meskipun tari ini masih belum memiliki properti khusus yang membuatnya berbeda dari yang lain, namun hal tersebut tidak menutupi kelebihannya sebagai tarian yang sangat asyik dan enak untuk dipandang.
Untuk menunjukkan tarian ini, penari akan menggunakan beberapa kostum dan properti simpel yang tidak terlalu mewah layaknya tari tradisional lainnya.
Beberapa kostum dan properti tersebut yakni :
- Gelang yang dipakai di tangan penari
- Mahkota untuk menghias kepala
- Baju bersayap
- Selendang yang warnanya bisa dipilih sesuai dengan tema yang ingin diangkat
Apabila pesertanya adalah anak-anak, warna yang digunakan biasanya tampak cerah dan mewah seperti merah, oranye, dan lain sebagainya.
Properti yang bisa dibilang menjadi ciri khas dari Tari Manuk Dadali adalah sayap yang melingkar di antara tangan dan pinggang penari. Ketika penari mengangkat tangannya ke atas, saya tersebut tentu terlihat sangat menarik dan mereka pun akan tampak seperti burung garuda yang sangat gagah.
Jadi demikianlah pembahasan mengenai tari manuk dadali lengkap dengan sejarah, makna, gerakan, serta properti dan iringan musik yang digunakan dalam sebuah pagelaran seni tari khas Jawa Barat tersebut. Semoga bermanfaat!