Adahobi, Tari Payung – Tari payung merupakan tarian tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tari yang termasuk dalam jenis tari berpasangan ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka.
Biasanya tari ini ditampilkan untuk memperingati hari besar kerajaan Belanda pada masa penjajahan di Indonesia.
Tarian yang menggambarkan pergaulan anak muda ini biasanya dibawakan oleh 3 sampai 4 pasang penari laki-laki dan wanita.
Untuk mengetahui lebih jauh, mari kita jelajahi lagi sejarah, makna, filosofi hingga properti tari payung. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Sejarah Tari Payung

Tari payung merupakan tarian yang diperuntukan untuk muda-mudi suku Minangkabau.
Tari yang bersifat menghibur ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda di Indonesia, namun masih belum diketahui sejak kapan dan siapa yang menciptakan tarian ini.
Pada tahun 1920-an tari tradisional ini semakin dikenal dan mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat.
Tari ini dikemas dengan bentuk drama atau teater sehingga membuatnya lebih hidup dan menjadi tontonan yang menarik.
Lalu pada tahun 2000an terjadi pengembangan pada tari payung yang dilakukan oleh Syofiyani Yosaf.
Pengembangan tari ini tidak merubah karakteristik dan etika traidisi Minangkabau, melainkan hanya melakukan perubahan pada gerakan sesederhana mungkin agar semua orang bisa ikut belajar.
Pada saat ini, tari payung juga sering di tampilkan dalam berbagai acara di daerah, di luar daerah, bahkan hingga di luar negeri.
Dan untuk mempertahankan tarian payung agar dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya, dibuatlah sanggar seni tari di kabupaten-kabupaten yang ada di Sumatera Barat.
Filosofi dan Makna Tari Payung

Tari yang diperuntukan bagi muda-mudi suku Minang ini memiliki filosofi yang mendalam.
Filosofi dari tari payung dapat diartikan sebagai bentuk perlindungan suami terhadap istrinya agar hidup dengan sejahtera dan bahagia.
Filosofi tersebut dapat dilihat secara langsung melalui properti yang digunakan, tidak lain dan tidak bukan, yakni payung dan selendang.
-
Arti payung
Payung memiliki makna dan filosofi sebagai perlindungan suami terhadap seorang istri.
Payung juga dapat diartikan bahwa suami adalah pilar utama yang bertanggung jawab dalam membangun hubungan rumah tangga.
Dan salah satu gerakan yang terdapat dalam tarian payung yaitu, penari laki-laki memayungi penari wanitanya.
-
Arti selendang
Kemudian selendang disini memiliki makna sebagai simbol cinta suci yang penuh kesetiaan.
Selendang juga bermakna sebagai simbol kesiapan seorang istri dalam membina rumah tangga.
Salah satu gerakan yang mewakilanya yakni pada saat penari wanita mengaitkan selendang pada penari laki-laki.
Baca juga : Tari Piring, Warisan Kesenian Budaya Khas Minangkabau
Fungsi Tari Payung

Pada awalnya tarian ini hanya sebuah bagian dari pertunjukan atau sandiwara yang biasa dibawahakan di hari-hari besar Belanda pada saat penjajahan di Indonesia.
Namun sekarang tarian payung sudah sering dipentaskan dalam berbagai acara seperti penyambutan tamu, hajatan hingga pesat rakyat.
Tarian ini sudah sangat populer, tak kalah dengan tari tradisional lainnya seperti tari golek, tari kuda lumping atau tari melinting.
Gerakan Tari Payung

Gerakan dalam tari payung memiliki ciri khas yang lemah lembut namun memiliki ketajaman.
Penari yang berjumlah genap menari berpasangan gerakan serentak sehingga terlihat lebih teratur.
Gerakan tari yang ringan dan sederhana membuatnya semakin menarik. Tari payung juga termasuk tari yang dikombinasikan antara tarian Minangkabar dan Melayu.
Lalu, seperti apakah struktur dan ragam gerakan tari payung? simak ulasan di bawah ini.
A. Gerakan Bagian Awal
Penari Putra:
- Meliriak payuang jalan
- Ayun payuang berpasangan
- Silek putra tusuak
- Roda mamayuang
- Maelo putra dalem
- Maelo puta luo
Penari Putri:
- Ayun puta
- Ayun puta payuang
- Layok payuang ka tengah puta
- Payuan sibak puta payuang dalem
- Mamatiak bungo langkah silang belakang
- Sibak payuang magiah payuang ka paenari putra
B. Gerakan Bagian Tengah
Penari Putri:
- Maliriak salendang
- Jalan
- Lingkaran empat bapasangan
- Mangirai salendang puta
- Ayun salendang kiri-kanan puta ke kiri
- Ayun salendang kiri-kanan puta ke kanan
- Ayun salendang ke samping
- Jalan kiri-kanan
- Jalan kamuko maju-mundur
C. Gerakan Bagian Akhir
- Penari putra-putri jalan bapasangan menggunakan step C
- Komposisi bendi berpasangan menggunakan step S
- Melangkah dan menggeser selendang seperti lingkaran (putri)
- Berpasangan dan jalan lingkaran (putra)
- Rentang payuang puta (putra)
- Ayun selendang maju menggunakan step S
- Ayun selendang maju sambah (putra)
- Ayun payuang maju sambah (putra)
Pola Lantai Tari Payung

Pola lantai berfungsi untuk mengatur barisan para penari agar memiliki gerakan yang selaras dan tidak bertabrakan.
Tari payung memiliki beberapa pola lantai, diantaranya sebagai berikut.
1. Pola lantai vertikal
Pola lantai ini mengatur para penari untuk berbaris membuat garis lurus dari arah depan ke belakang.
2. Pola lantai horizontal
Pola lantai horizontal berbentuk garis lurus dari arah samping kanan ke arah samping kiri
3. Pola lantai diagonal
Pola lantai ini mengatur barisan berbentuk garis miring yang menyudut, dari arah kiri ke kanan atau bisa juga sebaliknya.
4. Pola lantai melingkar
Pola lantai yang terakhir adalah melingkar. Para penari diataur untuk berkumpul ke tengah dengan tujuan membentuk lingkaran.
Iringan Alat Musik Tari Payung

Seperti tari tradisonal lainnya, tari payung juga diiringi alat musik untuk memberi tuntunan irama, tempo maupun ketukan.
Alat musik yang digunakan untuk tari ini biasanya terdiri dari talempong, akordeon, gendang, gamelan melayu dan tak ketinggalan juga rebana.
Selain alat musik, syair atau lagu Babendi-bendu juga ikut meramaikan tarian ini.
Busana Tari Payung

Busana yang digunakan dalam tari payung juga mengangkat pakaian tradisional seperti tari daerah lainnya.
Para penari akan menggunakan pakaian adat melayu seuai dengan kebudayaan suku Minang, seperti kebaya melayu atau baju kurung, songket dan mahkota berwarna keemasan.
Properti Tari Payung

Tari ini menggunakan 2 properti utama yang tidak bisa ditinggalkan, yakni Payung yak dibawah oleh penari pria dan Selendang yang digunakan oleh penari wanita.
Kedua properti tersebut merupakan properti inti dari tarian ini.
Keunikan Tari Payung

Berikut merupkan keunikan tari payung yang dapat merangkum penjelasan di atas.
1. Alur Cerita
Keunikan pertama terdapat pada alur cerita yang tertanam pada setiap gerakan tari payung.
Gerakan tersebut menggambarkan kebahagiaan yang dirasakan oleh muda-mudi yang sedang berada pada fase jatuh cinta, menikmati suasana gembira, tenang dan nyaman.
2. Kelihaian Penari
Meskipun tari ini ditunjukan untuk muda-mudi, namun dalam pementasannya jarang menghadirkan penari pria.
Penari wanita yang memerankan sebagai sosok suami pun juga bisa membawakan perannya dengan apik.
Hal ini tentu menunjukan bawha kelihaian mereka dalam menari sangat bagus sehingga pesan yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan ke penonton.
3. Gerakan Tari
Gerakan dalam tari tradisional yang satu ini tidak memiliki ketentuan resmi, sehingga setiap penari dapat dengan bebas mengekspresikan imajinasi mereka dalam menyampaikan pesan dalam tari payung.
4. Pertunjukan Tari Payung
Tari ini memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi, sehingga memudahkan para penari atau penyelenggara dalam menentukan aturan atau tata letak panggung sesuai keinginan.
Yang terpenting dari tari ini adalah properti payung dan selendang. Itu tidak boleh dihilangkan, karena kedua properti tersebut adalah inti dari tarian ini.
Jadi seperti itu rangkuman lengkap mengenai sejarah, makna, fungsi hingga keunikan tari payung.
Semoga sanggar kesenian tari payung tidak hanya terdapat di Sumatera Barat saja, melainkan bisa menyebar di seluruh daerah di Indonesia agar tari ini dapat terus dinikmati oleh generasi selanjutnya.