AdaHobi, Struktur Kalimat Efektif – Untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang berkualitas dan mudah dipahami, Anda harus tahu bagaimana struktur kalimat efektif.
Kalimat efektif akan membuat pembaca lebih mudah memahami isi pembahasan atau informasi yang disampaikan.
Selain itu, pembaca juga akan lebih nyaman membaca sebuah konten atau karya tulis yang Anda buat.
Nah, untuk belajar bagaimana cara membuat kalimat yang efektif, yuk cari tahu dulu pengertian, struktur, ciri, syarat dan contohnya di bawah ini.
Pengertian Kalimat Efektif
Pengertian sederhana dari kalimat efektif yaitu, kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Pengertian lainnya yaitu, kalimat yang baik karena pembaca mampu memahami serta menerima apa yang penulis pikir dan rasakan.
Kalimat efektif juga bisa diartikan sebagai kalimat yang mampu memberikan efek tertentu pada pembaca, khususnya dalam proses komunikasi.
Pengertian Kalimat Efektif Menurut Ahli
Beberapa ahli bahasa juga turut memberikan opini terkait definisi kalimat efektif, seperti berikut:
-
Akhadiah, Arsjad dan Ridwan: 2001
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara cepat.
-
Rahayu: 2007
Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatika, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.
-
Arifin: 1989
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas dan enak dibaca.
-
Arif HP: 2013
Kalimat efektif dipahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah dimengerti serta diartikan.
-
Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Struktur Kalimat Efektif
Seperti yang Anda ketahui, unsur-unsur penting dalam suatu kalimat ada beberapa, seperti subjek, predikat dan pemilihan diksi yang tepat. Kalimat seperti ini akan membuat karya tulis tidak berbelit-belit dan mudah dipahami.
Nah, struktur kalimat efektif sendiri tidak terlepas dari unsur-unsur tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan lengkapnya.
1. Struktur Kalimat Efektif Umum
Dalam kalimat efektif umum, unsur-unsur penting dalam kalimat dibagi lagi menjadi dua, yakni unsur wajib dan juga unsur tidak wajib. Unsur yang termasuk unsur wajib ialah subjek dan predikat. Sedangkan yang termasuk unsur tidak wajib antara lain adalah kata kerja bantu. Unsur tidak wajib ini bisa disertakan dalam suatu kalimat atau tidak.
2. Struktur Kalimat Efektif Pararel
Struktur kalimat efektif pararel umumnya menggunakan bentuk bahasa yang sama dalam suatu susunan serial. Kalimat efektif pararel ini banyak ditemukan pada tutorial, resep atau karya tulis lain yang menggunakan bentuk bahasa sama.
3. Struktur Kalimat Periodik
Berbeda dengan struktur kalimat efektif umum yang langsung pada inti informasi yang ingin disampaikan. Struktur kalimat periodik justru lebih mengemukakan unsur tambahan, kemudian disusul dengan unsur inti kalimat.
Penggunaan kalimat periodik dirasa lebih menarik perhatian pembaca, karena pembaca akan dipancing dan dibuat penasaran terlebih dahulu.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Untuk mengidentifikasi keefektifan suatu kalimat, Anda bisa membedakannya melalui beberapa ciri-ciri berikut.
1. Menggunakan Diksi yang Tepat
Ciri pertama dan utama pada kalimat efektif ialah menggunakan diksi atau pemilihan kata yang tepat. Maksud dari kata ‘tepat’ di sini ialah sesuai dengan topik serta tema yang sedang ditulis.
Penggunaan diksi yang tepat dapat membuat suatu kalimat menjadi lebih nyaman dibaca dan tidak berbelit-belit.
2. Menekankan Ide Pokok
Dalam suatu kalimat, baiknya memiliki ide pokok yang membuat kalimat tersebut lebih berbobot. Pencantuman ide pokok dalam sebuah kalimat juga akan membuat pembaca lebih mudah memahami inti informasi yang disampaikan.
Selain itu, penekanan ide pokok pada kalimat efektif juga dapat meminimalisir pembahasan yang dianggap tidak perlu.
3. Mempunyai Unsur Pokok Subjek dan Predikat
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika unsur wajib dalam suatu kalimat adalah subjek dan predikat. Artinya, struktur kalimat efektif yang benar harus memiliki unsur subjek serta predikat.
Sementara unsur lengkap pada sebuah kalimat mencakup subjek, predikat, objek dan keterangan. Satu kesatuan unsur ini akan membuat suatu kalimat lebih mudah dipahami.
4. Sesuai Aturan EYD
Ketika Anda menulis dalam bahasa Indonesia, terdapat aturan EYD yang harus diikuti. Ketidak sesuaian penulisan, dapat menghasilkan makna yang berbeda. Contohnya seperti penambahan imbuhan, penempatan tanda koma yang tidak tepat dan lain sebagainya.
5. Mengacu pada Penghematan Penggunaan Kata
Sebuah kalimat bisa dikatakan efektif apabila tidak mengulang-ulang kata secara berlebihan. Terlebih lagi penggunaan kata berulang yang tidak terlalu penting.
Begitu juga pengulangan topik yang sudah disampaikan sebelumnya.
6. Menggunakan Kesejajaran Bentuk Bahasa
Kesejajaran bahasa merupakan cara penempatan ide yang sama pada sebuah tulisan. Penggunaan kesejajaran bentuk bahasa ini bertujuan untuk menghindari pebahasan topik atau tema yang tidak penting.
7. Menggunakan Variasi Struktur Kalimat
Menulis kalimat yang efektif bukan berarti membuat susunan kata yang monoton. Anda bisa menggunakan variasi struktur kalimat, sehingga kesan monoton pada setiap kalimat dalam satu paragraf bisa dihilangkan.
Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan frase keterangan tempat, keterangan waktu, keterangan cara, partikel penghubung ataupun keterangan verbum.
Syarat Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat sehingga sebuah kalimat bisa dikategorikan efektif. Berikut adalah beberapa diantaranya.
1. Kehematan
Definisi dari kehematan di sini ialah upaya untuk meminimalisir penggunaan kata yang dianggap tidak perlu. Jadi, hemat artinya adalah tidak menggunakan kata-kata yang mubadzir.
Pengulangan subjek sebaiknya tidak dilakukan, serta tidak menjamakkan kata yang secara harfiah sudah terbentuk jamak.
Penghematan kata yang tidak perlu akan menciptakan kalimat yang padat dan berisi. Sehingga kalimat menjadi lebih berbobot.
2. Kesatuan
Syarat berikutnya ialah kesatuan, yaitu keseimbangan gagasan atau pikiran serta struktur bahasa yang digunakan. Kepaduan pikiran yang baik dan kesepadanan yang kompak akan diperlihatkan oleh kesatuan gagasan kalimat.
Ciri utama kesatuan kalimat ialah adanya subjek dan predikat yang jelas. Dalam satu kalimat, Anda dilarang menggunakan subjek ganda serta tidak memiliki kata penghubung antara kalimat. Kata ‘yang’ juga tidak akan digunakan sebagai awalan predikat kalimat.
3. Kepararelan
Terakhir, kepararelan atau kesamaan bentuk yang dipakai dalam suatu kalimat. Artinya, jika bentuk kata pertama verba, maka harus disusul juga dengan verba pada kata kedua.
Mengenal Perubahan Makna pada Suatu Kalimat
Pergeseran konotasi, jarak, rentang masa penggunaan dan beberapa faktor lain bisa menyebabkan perubahan makna kata. Di mana perubahan makna juga dapat berpengaruh pada efektifitas dari sebuah kalimat.
Perubahan makna yang terjadi pun cukup beragam, baik menyempit, meluas, ameliorative, asosiasi atau petoratif.
1. Perubahan Makna Menyempit/Spesialisasi
Kata yang tergolong dalam perubahan makna menyempit ini awalnya digunakan untuk berbagai hal umum. Akan tetapi saat ini penggunaanya terbatas dan hanya untuk keadaan tertentu saja.
Contohnya, kata sastra dulu digunakan untuk pengertian tulisan dengan arti luas, namun sekarang maknanya hanya pada tulisan yang berbau seni.
2. Perubahan Kata Meluas/Generalisasi
Berbanding terbalik dengan perubahan makna menyempit, kata yang mengalami generalisasi akan menunjukkan makna yang lebih luas dan umum.
Contohnya, kata ‘petani’ dulu hanya digunakan untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan kehidupannya dari menggarap sawah. Namun saat ini kata petani digunakan untuk keadaan yang lebih luas, seperti petani ikan, petani karet, dan masih banyak lainnya.
3. Perubahan Makna Ameliorasi/Peninggian Makna
Termasuk perubahan makna yang mengakibatkan makna baru terasa lebih tinggi/halus/baik nilainya, dibanding makna lama.
Contohnya, kata ‘Bung’ dulunya digunakan sebagai panggilan pada laki-laki, tetapi sekarang digunakan sebagai panggilan kepada pemimpin.
4. Perubahan Makna Peyorasi/Penurunan Makna
Termasuk perubahan makna yang mengakibatkan makna baru terasa lebih rendah/kasar/kurang baik nilainya, dibanding makna lama.
Contohnya, kata bunting memiliki makna mengandung, namun makna barunya terkesan lebih rendah dari kata hamil.
5. Perubahan Makna Asosiasi
Perubahan makna asosiasi ialah kata-kata yang maknanya muncul karena persamaan sifat.
6. Perubahan Makna Sinestesia
Perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan antara dua indera, misalnya indera penciuman ke indera penglihatan.
Contoh Kalimat Efektif
Untuk lebih memahami struktur kalimat efektif, di bawah ini adalah contoh kalimat efektif dan tidak efektif.
Kalimat Tidak Efektif | Kalimat Efektif |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bagaimana, sudah paham struktur kalimat efektif, unsur-unsur yang terdapat di dalamnya dan hal-hal lain yang menentukan efektifitas suatu kalimat?
Dengan memperbanyak referensi dan berlatih menulis kalimat-kalimat efektif, tentu bukan hal sulit untuk menciptakan karya tulis berbobot yang mudah dipahami orang lain.